Jumat, 06 Maret 2009

Perjalanan Pasar Terapung di Kalimantan

Tanggal 29 Desember' 08
Masih dalam perjalanan di Banjarmasin.Jam 3 dini hari, aku bangun karena harus persiapan untuk melihat pasar pagi terapung di sungai kuin. Setelah mandi dan bikin kopi buat suami, baru deh bangunin suami untuk bersiap-siap pula. Menikmati kopi panas berduaan menambah energi dan kehangatan. Jam 4.30, kita meninggalkan hotel dengan berjalan kaki menuju kantor gubernur, menemui pengemudi perahu klotok disana. Cuaca mulai hujan , kita mulai gelisah karena sebagian pakaian sudah basah, untung saja ada seorang pengendara motor menawarkan jasa ojek untuk mengantar kami. Akhirnya dangan 10.000 rupiah (walau sedikit mahal) kita sampai dengan aman di tempat yang dijanjikan. Awan masih sedikit gelap, dan kita harus menunggu karena perahu belum menjemput kita ditempat yang dijanjikan (jam karet sudah biasa).



Menunggu klotok dalam gelap

Suara adzan pun mulai berkumandang dengan nyaring, karena penduduk mayoritas umat islam. Setelah menunggu sekitar 40menit, akhirnya kita mulai mengarungi sungai martapura, melewati sungai ini kita bisa melihat kehidupan di pagi hari sepanjang sungai. Orang- orang mulai MCK (mandi cuci kakus), memasak, mencuci, semua memakai aliran sungai sebagai aktivitas utama.Sekitar 1 jam perjalanan baru kita sampai di sungai kuin tempat pasar terapung, sungguh pemandangan yang unik! Banyak perahu kecil dengan barang dagangan, misal : ikan, sayuran,buah dan lain lain. Ada juga warung makan atau warung kopi terapung. Karena begitu menarik , suami tidak hentinya membidikan kamera ke arah para pedagang, sampai naik di atap perahu klotok, dinginnya angin tidak mempengaruhi semangatnya. Setelah menyusuri areal pasar, akhirnya timbul niat untuk mencoba warung kopi. Aku memesan teh hangat dan mencoba beberapa kue yang ada disana. Mengambil kue sangatlah unik, kita harus merapatkan perahu ke perahu warung tersebut, dan memakai tangkai untuk untuk mengambil kue nya, seperti memancing! Banyak juga kue khas yang ditawarkan, karena ingin tau rasanya aku mencoba 4 jenis kue tradisional khas daerah ini. Ada juga beberapa perahu buah merapat ke perahu kami untuk menawarkan dagangannya.....sedikit ngeri karena merasa perahu kami di tabrak, apa harus berenang nantinya? Wah kedalaman sungai perpuluh-puluh meter, tidak kebayang harus ikut terapung!



Wajah aktivitas di toilet


Pasar terapung



Klotok penuh kelapa



Aktivitas tawar menawar



Ibu dengan perahu penuh dagangan



Sudut pasar terapung



Memancing jajanan tradisional


Sekitar 1 jam kita berpuas diri di pasar terapung, dan melanjutkan perjalanan ke Pulau Kembang, dari pasar terapung ke pulau kembang berkisar 30 menit. Pulau Kembang adalah pulau ditengah sungai barito yang didalamnya hidup sekelompok monyet. Memasuki areal pulau , kita harus membayar kontribusi sebesar 5000 rupiah, dan hati hati : banyak ibu-ibu meminta uang. Terlihat lucu, dengan wajah terbalut bedak dingin yang sangat putih , mereka seperti memakai masker malam! Untuk mengelilingi pulau ini sangatlah mudah, kita hanya mengikuti jalan setapak yang terbuat dari kayu, berjalan kaki sambil menikmati monyet yang bergelantungan atau yang menjerit mmeminta pisang dan kacang adalah suasanan yang ditawarkan tempat ini.Hanya 20 menit kita sudah mengelilingi seputar areal pulau ini. Jangan lupa untuk memberi kacang sebagai hadiah kepada para monyet ini.



Pulau kembang


Dari pulau kembang , kita melanjutkan perjalanan melalui sungai barito, melihat tempat penyimpanan batu bara di tengah sungai dan ditepi sungai penuh perusahaan batu bara dengan kapal-kapal besarnya.Dari sungai barito, kita lalu menuju sungai alalak. Di tepi sungai ini kita beristirahat untuk menikmati makanan khas banjarmasin, yaitu : Soto Banjar. Karena vegetarian, aku cuma bisa makan Soto Telor Banjar! Lumayan juga menikmati kuah khas-nya. Cukup istirahat , kita melanjutkan perjalanan untuk kembali ke hotel. Jarak tempuh sekitar 1 jam lagi, dengan pemandangan sungai alalak, kita bisa melihat beberapa rumah terapung lagi dan banyak tempat pengolahan maupun penyimpanan kayu disini ( kasihan hutan mulai gundul masih saja ada kayu yang ditebang). AKhirnya seluruh perjalanan kita sekitar 5jam ! kembali ke sungai martapura, dan turun di depan kantor gubernur kembali, kita berjalan kaki menuju hotel.Biaya untuk menyewa perahu klotok secara pribadi adalah 250.000 rupiah, ada juga perahu ber-AC yang dikelola kantor walikota : biaya sekitar 60.000 per-orang sudah termasuk welcome drink (kopi) dan sarapan. Hari yang melelahkan, juga menyenangkan.



Batubara di tengah sungai barito



Kapal-kapal besar di sungai barito



Menu soto banjar



Sudut di sungai alalak


1 komentar:

  1. salam kenal ya...
    kapan2 kalo ke banjarmasin lg kabar2 ya...
    salam

    BalasHapus